Cabang-cabang ilmu Hadits

 

Artikel tentang Cabang-cabang ilmu Hadits adalah berbagai disiplin ilmu yang berkembang untuk memahami, meneliti, menyaring, dan menjelaskan Hadits Nabi Muhammad ﷺ secara sistematis. Ilmu-ilmu ini sangat penting dalam menjaga kemurnian dan keautentikan Hadits. Berikut adalah beberapa cabang utama dalam ilmu Hadits:

Cabang-cabang ilmu Hadits:

1. Ilmu Rijāl al-Ḥadīth (علم رجال الحديث)

  • Mempelajari biografi para perawi hadits: nama, kelahiran, kewafatan, keadilan, dan hafalan mereka.
  • Tujuannya untuk menilai apakah seorang perawi dapat diterima atau ditolak riwayatnya.

2. Ilmu al-Jarḥ wa al-Taʿdīl (علم الجرح والتعديل)

  • Menilai kualitas perawi hadits dari sisi kejujuran dan kemampuan hafalan.
  • Istilah "jarḥ" berarti kritik (penilaian negatif), "taʿdīl" berarti pujian (penilaian positif).

3. Ilmu Muṣṭalaḥ al-Ḥadīth (علم مصطلح الحديث)

  • Membahas istilah-istilah teknis dalam ilmu hadits seperti ṣaḥīḥ, ḥasan, ḍaʿīf, mutawātir, dan āḥād.
  • Memberikan kriteria bagaimana hadits dinilai.

4. Ilmu Takhrīj al-Ḥadīth (علم تخريج الحديث)

  • Mencari dan melacak sumber hadits dari kitab-kitab hadits.
  • Menunjukkan siapa perawi dan dalam kitab mana hadits itu tercantum.

5. Ilmu ʿIlal al-Ḥadīth (علم علل الحديث)

  • Meneliti cacat tersembunyi dalam hadits yang tidak tampak secara jelas.
  • Biasanya hanya bisa dilakukan oleh ulama hadits tingkat tinggi.

6. Ilmu Gharīb al-Ḥadīth (علم غريب الحديث)

  • Menjelaskan kata-kata asing atau tidak umum dalam matan hadits.
  • Dibutuhkan untuk memahami makna teks hadits secara benar.

7. Ilmu Asbāb al-Wurūd (علم أسباب الورود)

  • Mempelajari sebab-sebab atau konteks mengapa suatu hadits diucapkan oleh Nabi ﷺ.
  • Seperti halnya asbāb al-nuzūl dalam tafsir Al-Qur'an.

8. Ilmu Nasikh wa al-Mansūkh (علم الناسخ والمنسوخ)

  • Menentukan hadits mana yang telah dihapus hukumnya (mansūkh) oleh hadits lain yang datang belakangan (nāsikh)

9. Ilmu Dirāyah al-Ḥadīth (علم دراية الحديث)

  • Membahas hadits dari segi pemahaman dan kandungan isinya.
  • Lebih fokus pada pemikiran logis dan hukum yang terkandung di dalam hadits.

10. Ilmu al-Hadits al-Mawḍūʿ (علم الحديث الموضوع)

  • Mendeteksi hadits-hadits palsu (mawḍūʿ) dan alasan pemalsuannya.

By : Al Khamidy


Lebih baru Lebih lama