Ilmu Laduni adalah istilah dalam tradisi Islam yang merujuk pada ilmu yang diberikan langsung oleh Allah SWT ke dalam hati seseorang tanpa melalui proses belajar formal atau belajar dari guru secara lahiriah. Kata "Laduni" berasal dari ayat Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahfi (18:65):
"ÙˆَعَÙ„َّÙ…ْÙ†َاهُ Ù…ِÙ† Ù„َّدُÙ†َّا عِÙ„ْÙ…ًا"
"Kami telah mengajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami."
Ayat ini merujuk pada kisah Nabi Musa dan seorang hamba Allah yang diberi "ilmu laduni", yaitu Khidr AS, yang memiliki pengetahuan batin dan hikmah yang tidak dimiliki oleh Nabi Musa, meskipun Musa adalah nabi besar.
Ciri-ciri Ilmu Laduni:
1. Diberikan langsung oleh Allah, bukan hasil dari belajar biasa.
2. Biasanya datang melalui ilham, mimpi, atau intuisi yang kuat dan tepat.
3. Membawa pemahaman mendalam dan hikmah terhadap suatu masalah, meskipun secara lahiriah tidak tampak alasannya.
4. Biasanya dianugerahkan kepada hamba yang sangat taat, ikhlas, dan memiliki hati yang bersih.
Apakah Ilmu Laduni Bisa Dicari?
Secara umum, ilmu laduni bukan ilmu yang bisa dicari dengan cara biasa, tapi ulama menyebutkan bahwa ada usaha-usaha batiniah yang bisa mendekatkan seseorang untuk mendapatkannya, seperti:
Memperbanyak zikir dan wirid,
Menjaga kesucian hati dan niat,
Rajin tahajud, puasa sunah, dan amalan lainnya,
Berguru dengan ulama sufi atau mursyid yang membimbing dalam tarekat.
Namun, tidak semua orang yang berusaha akan mendapatkannya—itu sepenuhnya kehendak Allah.
Pandangan Ulama:
Imam Al-Ghazali menyebut ilmu laduni sebagai bagian dari ilmu kasyf (penyingkapan), yang datang setelah pembersihan jiwa.
Ibn Arabi menekankan bahwa ilmu laduni adalah hasil dari penyaksian batin setelah fana (melebur diri dalam kehendak Allah).
Kesimpulan:
Ilmu Laduni bukanlah ilmu hitam, bukan pula ilmu gaib sembarangan. Ia adalah karunia spiritual yang tinggi, diberikan kepada hamba pilihan karena ketakwaan dan kebersihan hatinya. Tujuannya adalah untuk membawa kebaikan, kebijaksanaan, dan petunjuk dalam hidup.
By : Al Khamidy
