Detik-detik Wafatnya Nabi Muhammad SAW

 

Artikel yang menjelaskan detik-detik wafatnya Nabi Muhammad SAW secara historis dan emosional, disusun dengan bahasa yang jelas dan menyentuh:

Detik-detik Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Latar Belakang

Menjelang akhir hayatnya, Nabi Muhammad SAW telah menjalani tugas kenabiannya selama lebih dari 23 tahun, membawa risalah Islam dari kegelapan menuju cahaya. Setelah Fathu Makkah dan haji terakhir (Haji Wada’), beliau memberikan banyak pesan perpisahan kepada umatnya. Saat itulah tanda-tanda bahwa tugas kenabian beliau hampir selesai mulai terlihat.

Awal Mula Sakit

Beberapa bulan setelah Haji Wada’ di tahun ke-10 Hijriah, Nabi Muhammad SAW mulai merasakan sakit kepala dan demam tinggi. Penyakit ini berlangsung sekitar 13 hingga 14 hari. Beliau tetap melaksanakan shalat dan memimpin umat selama masa awal sakit, meski dengan kondisi tubuh yang lemah.

Ketika kondisinya semakin memburuk, Rasulullah SAW meminta agar ia dirawat di rumah istrinya yang paling dicintainya, yaitu Aisyah binti Abu Bakar RA. Di rumah inilah, beliau menghabiskan hari-hari terakhirnya.

Hari-hari Terakhir

Dalam beberapa hari terakhir kehidupannya, Rasulullah SAW sering memberikan nasihat kepada para sahabat. Beliau berpesan:

"Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan. Jangan kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Bershalawatlah kepadaku karena shalawat kalian akan sampai kepadaku."
(HR. Abu Dawud)

Beliau juga memperingatkan umat agar tetap berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta menjaga shalat.

Detik-detik Menjelang Wafat

Hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 H (8 Juni 632 M), merupakan hari yang paling berat bagi umat Islam. Saat itu, Rasulullah SAW berada dalam pelukan istrinya, Aisyah RA. Meski sedang sakit keras, beliau masih sempat membuka tirai kamar dan melihat para sahabat sedang shalat berjamaah di masjid dipimpin oleh Abu Bakar RA. Beliau tersenyum menyaksikan kekompakan umatnya.

Aisyah RA menuturkan, bahwa pada saat-saat terakhir, Rasulullah SAW bersandar di dadanya. Keringat mengucur dari dahi beliau, dan beliau mengangkat tangan ke langit, seraya mengucapkan:

"Allahumma fir rafiqil a‘la (Ya Allah, pertemukan aku dengan kekasih tertinggi, yaitu Engkau).”
(HR. Bukhari)

Itulah kalimat terakhir yang keluar dari lisan mulia Nabi Muhammad SAW sebelum ruh beliau kembali ke hadirat Allah SWT.

Kejadian Setelah Wafatnya Nabi

Ketika kabar wafatnya Rasulullah SAW menyebar, suasana kota Madinah diliputi kesedihan mendalam. Banyak sahabat yang tidak bisa menerima kenyataan itu. Umar bin Khattab RA bahkan menghunus pedangnya dan berkata, “Siapa yang mengatakan Muhammad telah wafat, akan kupenggal lehernya!”

Namun Abu Bakar RA menenangkan kaum Muslimin dengan pidato yang sangat terkenal. Ia berkata:

"Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. Tetapi barang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan mati."
Lalu ia membacakan ayat:

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?"
(QS. Ali Imran: 144)

Penutup

Wafatnya Nabi Muhammad SAW adalah kehilangan terbesar bagi umat Islam. Namun, meski beliau telah tiada, ajarannya tetap hidup. Detik-detik wafat beliau bukan hanya menjadi momen kesedihan, tapi juga pengingat bahwa perjuangan dakwah harus terus dilanjutkan oleh umatnya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mencintai Rasulullah SAW dan mengikuti jejaknya dengan penuh keikhlasan.

“Sungguh, siapa yang mencintaiku, akan bersamaku di surga.”
(HR. Tirmidzi)

 


Lebih baru Lebih lama