Kisah Raja Iskandar Zulkarnain dan Khidir Mencari Air Keabadian

 

Kisah legendaris tentang Raja Iskandar Zulkarnain dan Khidir

Kisah legendaris tentang Raja Iskandar Zulkarnain dan Khidir (atau Khindir) dalam pencarian Air Keabadian (Ainul Hayat), sebuah kisah yang berasal dari berbagai sumber tradisi Islam, Persia, dan hikayat-hikayat Melayu:

Kisah Raja Iskandar Zulkarnain dan Khidir Mencari Air Keabadian

Pendahuluan

Iskandar Zulkarnain dikenal sebagai seorang raja agung dan penakluk besar yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai Dzulqarnain. Dalam banyak hikayat dan tafsir, ia disamakan dengan Alexander Agung, namun dalam versi Islam dan Melayu, kisahnya memiliki elemen spiritual dan keajaiban yang sangat kuat.

Salah satu kisah paling terkenal dalam tradisi ini adalah pencariannya terhadap Air Keabadian sebuah air suci yang konon mampu memberikan kehidupan abadi kepada siapa pun yang meminumnya.

Perintah dan Niat

Raja Iskandar Zulkarnain, setelah menaklukkan banyak wilayah dan menguasai bangsa-bangsa, merasa gelisah dalam jiwanya. Ia ingin mencari makna sejati kehidupan dan keabadian, agar tidak sekadar dikenang sebagai penakluk, tetapi juga sebagai manusia bijak dan abadi dalam kebaikan.

Ia mendengar dari para ahli hikmah bahwa di hujung dunia, di tempat yang tidak diketahui manusia, terdapat sebuah mata air bernama Ainul Hayat Air Keabadian. Maka Iskandar pun bersiap memulai ekspedisi agung ini.

Mengangkat Khidir Sebagai Pendamping

Dalam perjalanannya, Iskandar ditemani oleh seorang lelaki bijak dan misterius bernama Khidir (atau Khindir). Dalam banyak tradisi Islam, Khidir dikenal sebagai hamba Allah yang diberi ilmu laduni (ilmu langsung dari Allah) dan memiliki kehidupan yang panjang.

Khidir diberi tugas untuk menjadi penunjuk jalan dan peneman Iskandar dalam mencari Ainul Hayat. Sebelum berangkat, Iskandar membagi pasukannya menjadi duasatu dipimpin oleh dirinya sendiri, dan satu lagi oleh Khidir.

Perjalanan Mistik

Perjalanan mencari Air Keabadian bukanlah perjalanan biasa. Mereka menempuh padang pasir yang gersang, lembah yang dalam, hutan yang tebal, dan gunung yang tinggi. Dalam perjalanan itu, mereka menghadapi banyak rintanganjin, makhluk halus, dan ujian spiritual.

Satu malam, Khidir yang berjalan sendiri memasuki sebuah lembah yang gelap dan sunyi. Di sanalah ia melihat air yang sangat jernih memancar dari celah batu. Merasa haus, ia pun meminum air itutanpa menyedari bahawa itulah Air Keabadian yang dicari.

Begitu diminum, tubuhnya terasa segar, dan ruhnya merasa tenang. Ia tahu bahwa ia telah diberi kehidupan yang kekal oleh Allah.

Iskandar Tidak Menemukannya

Sementara itu, Iskandar yang berada di arah lain dari perjalanan tidak pernah menemukan mata air tersebut. Ia akhirnya kembali dari ekspedisi itu dengan hati yang redha. Walaupun ia tidak menemukan Air Keabadian, ia tetap dianggap sebagai raja yang agung dan mulia.

Namun, dari hari itu, Khidir menghilang dari pandangan manusia. Dikatakan bahwa ia hidup abadi hingga hari ini, muncul sesekali untuk membantu para wali Allah dan orang-orang terpilih dalam kesusahan.

Makna di Sebalik Kisah

Kisah ini tidak sekadar dongeng pengembaraan, tetapi mengandungi **makna simbolik dan spiritual:

Iskandar mewakili kekuatan, duniawi, dan pencarian luar.

Khidir mewakili kebijaksanaan, kedalaman batin, dan pencarian rohani.

Air Keabadian adalah lambang ilmu, hikmah, dan kehidupan spiritual yang kekal, bukan sekadar umur yang panjang secara fizikal.

Penutup

Walaupun Iskandar Zulkarnain tidak menemukan Ainul Hayat, namanya tetap hidup dalam sejarah sebagai seorang pemimpin yang agung. Dan Khidir, sebagai sosok misterius, tetap menjadi simbol ilmu yang tersembunyi dan abadi, yang hanya dapat ditemukan oleh mereka yang ikhlas dalam pencarian kebenaran.

By : Al Khamidy

Lebih baru Lebih lama