Dalam dunia tasawuf (sufisme), tarekat adalah jalan spiritual yang ditempuh oleh seorang murid (salik) untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui bimbingan seorang guru rohani (mursyid). Tarekat berasal dari kata Arab "á¹arÄ«qah" (طريقه) yang berarti "jalan" atau "metode".
Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam tarekat dalam Islam, meskipun variasi dapat terjadi tergantung pada aliran tarekat tertentu (seperti Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Syadziliyah, Tijaniyah, dsb):
1. Tobat (Taubah)
Tahap awal yang paling penting. Seorang calon murid harus bertaubat secara sungguh-sungguh dari dosa-dosanya, baik dosa besar maupun kecil, dan membersihkan niatnya.
Niat murni karena Allah
Melepaskan keterikatan duniawi
Bertobat dari sifat tercela
2. Menjadi Murid (Salik)
Setelah tobat, seseorang diterima sebagai murid oleh seorang mursyid (guru tarekat). Dalam tahap ini, ia akan:
Melakukan bai'at (ikrar setia kepada mursyid)
Memulai latihan spiritual (riyadhah)
Melakukan dzikir-dzikir khusus
Diberikan wirid (amalan) harian
3. Tazkiyah al-Nafs (Penyucian Diri)
Ini adalah proses pembersihan jiwa dari sifat-sifat tercela (seperti riya, takabur, ujub, hasad, dsb.).
Banyak melakukan dzikir (lisan dan hati)
Menjaga makan, tidur, dan bicara
Menghindari maksiat, memperbanyak ibadah sunnah
4. Tajalli (Penyingkapan Ilahi)
Setelah hati dibersihkan, Allah mulai menampakkan "cahaya" atau pengenalan spiritual kepada hamba-Nya. Dalam tahap ini:
Hati menjadi terang (nūr)
Merasakan kedekatan dengan Allah
Bisa mengalami pengalaman spiritual yang mendalam
Namun mursyid akan membimbing agar tidak terjebak dalam "syuhud" (penglihatan batin) dan tetap rendah hati.
5. Fana’ (Luruh dalam Allah)
Ini adalah tahap “hilangnya diri” dalam keagungan Allah. Seorang salik merasa bahwa tiada yang ada kecuali Allah (La maujuda illa Allah). Bukan berarti hilang eksistensi secara fisik, tetapi secara spiritual:
Hancurnya ego dan kehendak pribadi
Hanya Allah yang menjadi tujuan
Merasa tidak punya daya dan upaya (la hawla wa la quwwata illa billah)
6. Baqa’ (Kekekalan dengan Allah)
Setelah fana’, seorang salik kembali "ada" tetapi dengan kesadaran penuh akan kehadiran Allah. Ia hidup, bekerja, bergaul, tetapi seluruh hidupnya telah sepenuhnya terikat kepada kehendak dan cinta Allah.
Menjadi insan kamil (manusia sempurna)
Siap membimbing orang lain
Tidak sombong dengan karomah atau pengalaman spiritual
Catatan:
Proses ini tidak linier seperti naik tangga, tetapi lebih seperti siklus pembelajaran dan penyucian berulang. Seorang salik bisa maju atau mundur tergantung kesungguhannya.
Tarekat-Tarekat Terkenal
Beberapa tarekat yang populer dalam sejarah Islam:
| Nama Tarekat | Pendiri | Ciri Khas |
| -------------- | ------------------------ | ------------------------------------- |
| Qadiriyah | Abdul Qadir al-Jailani | Dzikir jahr (lantang), karomah |
| Naqsyabandiyah | Baha’uddin Naqsyaband | Dzikir sirr (diam), disiplin riyadhah |
| Syadziliyah | Abu al-Hasan al-Syadzili | Fokus amal lahir dan batin |
| Tijaniyah | Ahmad al-Tijani | Dzikir dan shalawat intensif |
| Chishtiyah | Moinuddin Chishti | Musik dan qawwali sebagai sarana |
By : Al Khamidy
