Rusaknya Agama Islam di Akhir Zaman
Dalam literatur Islam, para ulama sering membahas fitnah akhir zaman bukan bahwa Islam itu sendiri “rusak”, tetapi bahwa pemahaman, praktik, dan pemeluknya banyak yang menyimpang menjelang hari kiamat. Allah telah menjamin bahwa agama-Nya tidak akan punah (“Allah telah menyempurnakan agama ini”). Yang rusak adalah manusia, bukan Islam.
Berikut tanda-tanda utama kerusakan agama di akhir zaman menurut hadis-hadis sahih dan penjelasan ulama:
1. Ilmu Agama Diangkat, Kebodohan Merajalela
Nabi ﷺ bersabda bahwa Allah akan mengangkat ilmu agama dengan mewafatkan ulama. Akibatnya:
-
orang bodoh menjadi panutan,
-
fatwa diberikan oleh yang tidak berilmu,
-
bid’ah dianggap sunnah,
-
maksiat dianggap hal biasa.
Ini adalah kerusakan paling awal dan paling fatal.
2. Banyaknya Pemimpin yang Menyesatkan
Hadis-hadis sahih menggambarkan munculnya pemimpin yang:
-
tidak berhukum dengan syariat,
-
memimpin berdasarkan hawa nafsu,
-
menjadikan dunia sebagai tujuan utama.
Para pemimpin seperti ini membuat masyarakat ikut menyimpang.
3. Munculnya Dajjal, Fitnah Terbesar
Fitnah Dajjal adalah ujian keimanan terbesar. Ia:
-
menyesatkan banyak manusia,
-
menampakkan “keajaiban” palsu,
-
memanfaatkan kebodohan dan lemahnya iman.
Kesimpulan ulama: siapa yang tidak memiliki ilmu dan keteguhan iman akan mudah terseret.
4. Masjid Ramai, Tetapi Hati Kosong dari Iman
Beberapa riwayat menyebut bahwa:
-
bangunan masjid indah tetapi sedikit yang memakmurkannya,
-
ibadah menjadi formalitas,
-
riya’ dan pamer keagamaan meningkat.
5. Munculnya Ulama Su’ (Ulama Jahat)
Yaitu ulama yang:
-
menjual agama demi dunia,
-
memutarbalikkan hukum,
-
memecah-belah umat.
Para ulama klasik menegaskan bahwa ini adalah tanda besar kerusakan agama.
6. Perzinaan, Riba, dan Kedurhakaan Menjadi Hal Biasa
Di akhir zaman, maksiat dilakukan terang-terangan dan normalisasi kemungkaran muncul di berbagai aspek kehidupan, termasuk media dan sosial budaya.
7. Umat Islam Tertipu oleh Dunia
Nabi ﷺ menggambarkan kondisi umat Islam yang banyak jumlahnya tetapi lemah dan tidak diperhitungkan, karena:
-
cinta dunia berlebihan,
-
takut mati,
-
meninggalkan jihad dalam semua maknanya (melawan nafsu, menuntut ilmu, dakwah, dan lainnya).
