Sabar dan syukur adalah dua sikap utama dalam Islam yang sangat ditekankan dalam menghadapi ujian dan nikmat kehidupan. Keduanya adalah bentuk penghambaan kepada Allah dan menjadi bagian dari akhlak mulia seorang Muslim. Berikut adalah penjelasan mengenai hakikat sabar dan syukur serta penjelasannya:
1. HAKIKAT SABAR
Pengertian Sabar
Secara bahasa, sabar berasal dari kata Arab á¹£abara (صَبَرَ) yang berarti menahan.
Secara istilah, sabar adalah menahan diri dari rasa gelisah, marah, dan putus asa dalam menghadapi cobaan, serta konsisten dalam menjalankan ketaatan dan menjauhi maksiat, demi meraih keridaan Allah.
Dalil Tentang Sabar
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah: 153)
"Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Hud: 115)
Bentuk-Bentuk Sabar
-
Sabar dalam ketaatan – bersabar untuk terus menjalankan perintah Allah.
-
Sabar dalam menjauhi maksiat – menahan diri dari hal-hal yang dilarang Allah.
-
Sabar dalam menghadapi musibah – menerima ujian dengan ikhlas dan tidak mengeluh.
Tujuan Sabar
Agar hati tetap tenang dan iman tetap kuat dalam menghadapi segala situasi kehidupan, serta mendapat pahala dari Allah.
2. HAKIKAT SYUKUR
Pengertian Syukur
Secara bahasa, syukur berasal dari kata Arab syakara (Ø´َÙƒَرَ) yang berarti berterima kasih.
Secara istilah, syukur adalah mengakui dan menggunakan segala nikmat Allah dengan cara yang diridhai-Nya, baik dengan lisan, hati, maupun perbuatan.
Dalil Tentang Syukur
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(QS. Ibrahim: 7)
Tiga Komponen Syukur
-
Syukur dengan hati – meyakini bahwa semua nikmat berasal dari Allah.
-
Syukur dengan lisan – memuji Allah dan mengucapkan "Alhamdulillah".
-
Syukur dengan perbuatan – menggunakan nikmat untuk berbuat kebaikan.
Tujuan Syukur
Menumbuhkan rasa cukup, rendah hati, dan memperkuat hubungan dengan Allah agar nikmat semakin bertambah dan terjaga.
Kesimpulan
-
Sabar adalah kunci saat menghadapi kesulitan.
-
Syukur adalah kunci saat menerima kenikmatan.
-
Kedua sikap ini saling melengkapi dan membawa ketenangan serta keberkahan hidup.
-
Seorang mukmin sejati akan sabar ketika diuji dan bersyukur ketika diberi nikmat, sebagaimana sabda Nabi ï·º:
"Sungguh menakjubkan perkara orang beriman, semua urusannya adalah baik baginya. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, itu baik baginya. Jika ditimpa musibah, ia bersabar, itu juga baik baginya."
(HR. Muslim)
.jpg)