Bung Tomo Surabaya Di November 1945
Bung Tomo adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama dikenal sebagai pahlawan dari Surabaya yang berperan besar dalam Pertempuran 10 November 1945 — pertempuran besar antara rakyat Indonesia melawan pasukan Sekutu (Inggris dan Belanda).
Nama aslinya adalah Sutomo, lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920 dan wafat pada 7 Oktober 1981. Ia dikenal karena pidato-pidato berapi-apinya yang disiarkan melalui radio perjuangan, membangkitkan semangat rakyat Surabaya untuk melawan penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan.
Teks Pidato Bung Tomo yang Terkenal
Berikut adalah cuplikan pidato paling terkenal dari Bung Tomo yang membakar semangat arek-arek Surabaya:
"Saudara-saudara sebangsa dan setanah air!
Kita semua telah mengetahui, bahwa hari ini kita sedang menghadapi keadaan yang genting. Tetapi saya peringatkan sekali lagi kepada saudara-saudara sekalian, jangan sekali-kali kita mundur selangkah pun!
Ingat! Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membuat secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga!
Saudara-saudara, kita sekarang berada dalam keadaan yang berbahaya. Tetapi saya tegaskan kepada saudara-saudara, sekali merdeka tetap merdeka!
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!!!"
Makna Pidatonya
Pidato ini:
-
Disampaikan melalui Radio Pemberontakan (Radio Surabaya) pada awal November 1945.
-
Menjadi pemicu semangat perlawanan rakyat Surabaya melawan tentara Sekutu yang datang bersama NICA (Belanda).
-
Menunjukkan keyakinan Bung Tomo kepada Tuhan dan kemerdekaan Indonesia, dengan seruan “Allahu Akbar!” sebagai simbol semangat moral dan spiritual.
Warisan dan Penghargaan
-
Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 2008.
-
Namanya diabadikan menjadi jalan utama, sekolah, dan monumen di Surabaya dan kota lainnya.
