Perkembangan Partai Politik di Indonesia

 

Perkembangan Partai Politik di Indonesia

Perkembangan Partai Politik di Indonesia Sejak Kemerdekaan sampai Sekarang :

1. Masa Awal Kemerdekaan (1945–1959) — Masa Demokrasi Liberal

Ciri utama:

  • Kebebasan membentuk partai sangat luas.

  • Sistem politik multi partai berkembang pesat.

Perkembangan:

  • Setelah proklamasi 1945, muncul banyak partai politik sebagai wadah aspirasi rakyat dan ideologi perjuangan.

  • Beberapa partai besar saat itu:

    • PNI (Partai Nasional Indonesia) — nasionalis.

    • Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) — Islam moderat.

    • NU (Nahdlatul Ulama) — Islam tradisional.

    • PKI (Partai Komunis Indonesia) — berhaluan kiri.

    • Partai Sosialis Indonesia (PSI) — sosialis demokrat.

Ciri politik:

  • Pemerintahan parlementer (pergantian kabinet cepat).

  • Pemilu pertama tahun 1955 dianggap paling demokratis; menghasilkan empat partai besar: PNI, Masyumi, NU, dan PKI.

  • Namun, konflik ideologi dan instabilitas politik menyebabkan banyak jatuh-bangun kabinet.


2. Masa Demokrasi Terpimpin (1959–1965)

Ciri utama:

  • Presiden Soekarno membubarkan Konstituante (1959) dan kembali ke UUD 1945.

  • Sistem berubah ke Demokrasi Terpimpin, peran partai politik dibatasi.

Perkembangan:

  • Soekarno menonjolkan konsep “Nasakom” (Nasionalis, Agama, Komunis).

  • PKI mendapat pengaruh besar.

  • Banyak partai dipaksa untuk mengikuti garis politik Presiden.

  • Peran militer semakin kuat.

  • Berakhir dengan peristiwa G30S/PKI 1965 dan jatuhnya Soekarno.


3. Masa Orde Baru (1966–1998)

Ciri utama:

  • Presiden Soeharto menerapkan sistem politik yang terkendali.

  • Tujuan utama: stabilitas politik dan pembangunan ekonomi.

Perkembangan:

  • Banyak partai dipaksa melebur menjadi tiga kekuatan politik pada tahun 1973:

    1. Golkar – didukung pemerintah/militer.

    2. PPP (Partai Persatuan Pembangunan) – gabungan partai-partai Islam.

    3. PDI (Partai Demokrasi Indonesia) – gabungan partai nasionalis dan Kristen.

Ciri politik:

  • Pemilu diadakan rutin tiap 5 tahun, namun selalu dimenangkan Golkar.

  • Aktivitas partai sangat dibatasi.

  • Kritik terhadap pemerintah ditekan.


4. Masa Reformasi (1998–sekarang)

Ciri utama:

  • Setelah kejatuhan Soeharto (1998), sistem politik kembali demokratis dan terbuka.

  • Kebebasan mendirikan partai politik dijamin oleh Undang-Undang Partai Politik.

Perkembangan:

  • Pemilu 1999 diikuti 48 partai politik, menunjukkan euforia demokrasi.

  • Setelahnya, jumlah partai berkurang karena adanya ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

  • Beberapa partai besar pasca reformasi:

    • PDI Perjuangan

    • Golkar

    • Partai Demokrat

    • Gerindra

    • NasDem

    • PKB

    • PKS

    • PAN

Ciri politik:

  • Sistem multipartai moderat.

  • Pemilihan presiden langsung sejak 2004.

  • Demokrasi lebih matang, namun masih menghadapi tantangan seperti politik uang, dinasti politik, dan polarisasi.


Kesimpulan Umum

Periode    Sistem Pemerintahan    Ciri Utama Partai Politik    Jumlah Dominan
1945–1959        Demokrasi Liberal    Bebas dan banyak partai    40 partai
1959–1965    Demokrasi Terpimpin    Dibatasi, dikooptasi negara    Beberapa besar
1966–1998    Orde Baru    Dibatasi menjadi 3 partai    3 partai
1998–sekarang    Reformasi    Bebas, multipartai    10 partai aktif
Lebih baru Lebih lama