Perjalanan Spiritual KH. Hamim Tohari Djazuli (Gus Miek) dari Kediri
Kehidupan dan Latar Belakang
Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940 di Ploso, Kediri, Jawa Timur.
Ibunya, Nyai Rodliyah, memiliki garis keturunan langsung ke Nabi Muhammad dari jalur Imam Hasan.
Ayahnya, KH. Djazuli Usman, adalah pendiri Pondok Pesantren Ploso di Kediri.
Perjalanan Pendidikan Spiritual / Mondok & Bertabaruk
Sejak kecil, Gus Miek sudah menunjukkan kecenderungan spiritual dan sufistik. Ia dikenal suka menyendiri, banyak diam, dan sering tabarukan kepada berbagai kiai sufi.
Pada usia sekitar 9 tahun, ia sering mengunjungi KH. Mubasyir Mundzir (Kediri), Gus Ud atau KH. Mas’ud (Pagerwojo, Sidoarjo), dan KH. Hamid Pasuruan.
Pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat (SR), namun ia lebih banyak belajar secara informal dan sering membolos sekolah.
Pernah nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo di bawah KH. Machrus Ali, meskipun hanya sekitar 16 hari.
Gus Miek juga bertualang ke banyak pesantren di luar Jawa Timur, seperti ke Magelang (KH. Dalhar Watucongol), Gunung Pring, Lempuyangan, Kajoran, hingga Yogyakarta.
Ajaran, Amal, dan Metode Dakwah
Salah satu ajaran khas Gus Miek adalah dzikrul Ghofilin dan sema’an Al-Qur’an, yang kemudian berkembang menjadi Jantiko Mantab.
Ia juga mendirikan Jamaah Mujahadah Lailiyah dan dikenal dengan metode dakwah yang terabas (menembus batas sosial).
Gus Miek sering berdakwah di tempat-tempat yang jarang disentuh ulama, seperti tempat perjudian, lokalisasi, dan tempat hiburan malam.
Dakwahnya tidak formal dan mengedepankan pendekatan persahabatan (hiwar), menyapa orang dari segala latar belakang dan membawa mereka kembali kepada Allah dengan kasih sayang.
Keistimewaan dan Karomah
Banyak cerita tentang keistimewaan spiritual Gus Miek, antara lain:
-
Kisah pemberian 8 berlian dari Mbah Mangli Magelang. Gus Miek menyimpan satu, menjual satu untuk kebutuhan, dan sisanya dibuang dalam perjalanan sebagai wujud tidak melekat pada harta dunia.
-
Ia sering berdakwah di tempat maksiat bukan untuk menghakimi, melainkan untuk mengajak mereka kembali ke jalan Allah.
-
Salah satu kisah karomah yang terkenal adalah ketika ia sedang shalat di Kediri dan tiba-tiba berpindah ke Baghdad. Kisah ini menjadi cerita rakyat yang dipercayai sebagian kalangan sebagai tanda karomah.
Tempat Ziarah dan Tradisi Setelah Wafat
Makam Gus Miek berada di Dusun Tambak, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Makam ini menjadi tujuan wisata religi, khususnya bagi jamaah Dzikrul Ghofilin dan pecinta sema’an Al-Qur’an.
Setiap tahun, ribuan peziarah hadir dalam acara haul Gus Miek, yang diisi dengan sema’an Al-Qur’an, dzikir, sholawat, doa, dan khotmil Qur’an.
By : Al Khamidy
.jpg)