Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Penjajah Pasca Proklamasi
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, perjuangan rakyat Indonesia belum selesai. Bangsa Indonesia masih harus menghadapi berbagai upaya penjajahan kembali, terutama oleh Belanda dan Sekutu (Allied Forces). Berikut beberapa perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah pasca proklamasi:
1. Pertempuran Surabaya (10 November 1945)
Lokasi: Surabaya, Jawa Timur
Lawan: Sekutu (Inggris) dan NICA (Belanda)
Tokoh: Bung Tomo, Mayor Sungkono
Penyebab: Kedatangan tentara Sekutu dan NICA untuk melucuti senjata Jepang dan mengembalikan kekuasaan Belanda.
Hasil: Perlawanan besar-besaran rakyat Surabaya; meskipun kalah secara militer, semangat juang rakyat membara.
Dampak: 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
2. Pertempuran Ambarawa (20 November – 15 Desember 1945)
Lokasi: Ambarawa, Jawa Tengah
Lawan: Sekutu dan NICA
Tokoh: Kolonel Soedirman
Penyebab: Sekutu membebaskan tawanan Belanda dan ingin menguasai wilayah.
Hasil: Kemenangan pasukan Indonesia, Sekutu mundur dari Ambarawa.
3. Bandung Lautan Api (24 Maret 1946)
Lokasi: Bandung, Jawa Barat
Lawan: Sekutu dan NICA
Tokoh: Mohammad Toha, Ramdan
Penyebab: Ultimatum Sekutu agar rakyat meninggalkan Bandung Utara.
Hasil: Rakyat dan tentara membumihanguskan kota agar tidak jatuh ke tangan musuh.
Makna: Simbol pengorbanan demi mempertahankan kemerdekaan.
4. Pertempuran Medan Area (Oktober 1945 – April 1946)
Lokasi: Medan, Sumatera Utara
Lawan: Sekutu dan NICA
Tokoh: Pemuda-pemuda Medan, Laskar Rakyat
Penyebab: Sekutu ingin mengambil alih pemerintahan.
Hasil: Perlawanan sengit rakyat walau akhirnya Sekutu menguasai sebagian wilayah.
5. Puputan Margarana (20 November 1946)
Lokasi: Margarana, Bali
Lawan: Belanda
Tokoh: I Gusti Ngurah Rai
Penyebab: Belanda ingin menguasai Bali dan membentuk Negara Indonesia Timur.
Hasil: Perlawanan heroik sampai titik darah penghabisan; Ngurah Rai gugur bersama seluruh pasukannya (perang puputan).
6. Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)
Latar: Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati dan melancarkan serangan militer.
Respon: Rakyat dan TNI melakukan perlawanan di berbagai daerah.
Hasil: Dikecam internasional; Republik masih bertahan.
7. Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948)
Latar: Belanda menyerang Yogyakarta, ibu kota RI.
Tokoh: Jenderal Soedirman memimpin perang gerilya.
Hasil: Dunia internasional mengecam; Indonesia tetap mempertahankan kedaulatan melalui diplomasi dan perjuangan rakyat.
By : Al Khamidy
